Laman

Senin, 31 Oktober 2011

SUMPAH PEMUDA - Diskriminasi Gender :O

Sebenernya sih inti dari maksud saya nulis artikel ini a-dalaaaah... tet toret torreeeett
"Sumpah Pemuda(?) PENTING GITU!?" :D

Nama si Sumpah
Kenapa namanya 'Sumpah Pemuda' ???
Apakah pemudi ga dianggep???
Gua emang jelas blon lahir waktu tuh jaman, apalagi pas jamannya RA Kartini masih eksis di dunia ini. Tapi menurut wikipedia; salah 1 sumber yg seringkali ku percaya (kurang lebih seperti manusia yg percaya pada agamanya masing-masing); Sumpah Pemuda diproklamirkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Dan RA Kartini, 'feminist' Indonesia yg fenomenal, pelopor emansipasi wanita di Indonesia, lahir 21 April 1879 dan meninggal pada tanggal 17 September 1904.
Jelas sekali bahwa emansipasi wanita 'tidak digubris' saat beberapa oknum sedang duduk dalam rapat menyusun Sumpah Pemuda ini. Yes? yesss
Ya, pastilah patriotis akan memberikan tanggapan "Apalah arti sebuah nama"
Dengan lapang dada saya akan menjawab "Saya rasa kalau diganti menjadi Sumpah Demi Apapun para pemuda-pemudi sangat setuju" Yes? yesss

Isi dari Sumpah
Pertama: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. 
mungkinkah itu sebab banyaknya darah yang tumpah di tanah ini??
Kedua: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
tidak heran ada saja generasi muda yang rasis, fanatik! anti bule bahkan anti 'pendatang'. pribumi holic eh??
Ketiga: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
ada yang bisa menjelaskan kenapa sampai tingkat SMA atau bahkan perguruan tinggi ada mata pelajaran / mata kuliah 'Bahasa Indonesia' ??
ada yang bisa memberitahu saya 'freemason' mana yg menyebarkan "elo-gue-end" di kalangan anak muda negeri ini??
ada ga?? ada-ada aja.. ada kaleee :P

Kesimpulan
- Gausah sok-sokan ngomong "Selamat Hari Sumpah Pemuda" bagi kalian yg menganggap tulisan saya ini masuk akal. apa itu akal?
- Sumpah Pemuda menurut saya lebih tepat dikategorikan sebagai visi & misi (saya sendiri gatau bedanya visi & misi) masyarakat Indonesia dulu, yang diharapkan pada masyarakat Indonesia selanjutnya dan seterusnya, dibandingkan anggapan sebagai 'momentum pergerakan nasional'. 
- Sumpah Pemuda hanya sampah yang tetap dan selalu dikenang dan dihargai oleh masyarakat Indonesia pada jaman ini. how luck you Sumpah Pemuda! proletar isn't luck as you!!
- Artikel ini saya tulis sebagai pemuda yg terlahir di Indonesia. Artikel ini saya tulis atas keinginan saya, karna emang inilah yg saya rasain dan karna ini blog saya :P
Baca Selengkapnya

Kamis, 13 Oktober 2011

Vote Komodo for The New 7 Wonders - PENTING GITUH...??

Saya tidak nasionalisme bagi anda? Penting gitu nasionalisme?? haha
Saya tidak setuju Pulau Komodo menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia (Alam) baru? Ga juga tuh. Ya ibaratnya kalo pemilu saya golput lah :D

Betapa ironisnya sesuatu yg konyol, yg bertajuk Tujuh Keajaiban Dunia (Seven Wonders of The World) atau Keajaiban Dunia ajah ga pake tujuh, berdampak begitu besar terhadap dunia, termasuk Indonesia.
Bagaimana ga konyol, jelas-jelas yg WONDERFUL di dunia ini banyak kok. Ga percaya? Gugling aja!!
Ya, kekonyolan ini pun dimanfaatkan seseorang yg bernama Bernard Weber, yg saya sendiri pun gatau siapa dia, dengan New 7 Wonders nya.
Dan yaa, sudah tabiat mayoritas masyarakat Indonesia untuk eksis! "Harus ambil bagian dalam ajang yg lagi ngetrend!!" Begitulah kira-kira pemikiran mayoritas manusia-manusia Indonesia.

Emang apa sih sebenernya 7 Wonders of The World itu?
Atau apa sih Keajaiban Dunia itu?
Berikut 2 link yang saya rasa cukup untuk kita mengetahui asal-usul dari 'kompetisi' ini.

  1. MENGENAL 7 KEAJAIBAN DUNIA
  2. Wikipedia - Tujuh Keajaiban Dunia Kuno
Lalu apa itu 7 Keajaiban Dunia (7 Wonder in The World) di jaman sekarang? Apakah beda dengan yang dulu? Sama aja sih, cuma lebih 'modern'. Intinya mah tetap, keajaiban itu ditentukan oleh segelintir orang saja. Bukan oleh semua makhluk hidup atau ras manusia, hanya segelintir orang saja!
Keajaiban di dunia ini ditentukan oleh vote, bisa melalu internet, telepon, dan juga short message service (SMS). Jelas berarti mereka (manusia) yg tidak bisa mengakses ketiga cara tersebut tidak dianggap suaranya. Mereka yg hidup di daerah pedalaman & kaum marjinal tidak dianggap suaranya.

'Penanggung-jawab' Seven Wonders of The World(?)
UNESCO. Semacam nata de coco? Bukan. Bisa dicek di sini.
Sudah tau kan gambaran tentang UNESCO?
Ya, sama seperti induknya; PBB. Organisasi sampah raksasa yg mengatas-namakan perdamaian, kemanusiaan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
UNESCO sendiri memberikan pernyataan bahwa New Seven Wonders tidak ada keterkaitannya dengan UNESCO dan PBB. (bisa dilihat disini)
Tapi tetap saja kan, yang 'melestarikan' tradisi sampah ini sehingga menjadi inspirasi bagi bro Bernard Weber mendirikan New Seven Wonders adalah UNESCO.

Apa Tujuan / Manfaat "Seven Wonder of The World"?
Saya sempat berdiskusi dengan teman mengenai hal ini. Menurutnya, mungkin salah satu tujuan 'program' ini untuk memberitahu masyarakat dunia luas, bahwa ada tempat yg menakjubkan di dunia ini; di samping dia sependapat dengan saya, bahwa lebih dari sekedar 7 tempat yg menakjubkan di dunia ini.
"Tapi kenapa cuma 7 !?" dan dia menjawab "Karena kaya juga cuma 7 turunan hehe" :D
Apasih tujuan 'program' ini?
Membantu meningkatnya kemakmuran bagi masyarakat sekitar tempat yang terpilih? Lalu bagaimana dengan masyarakat sekitar tempat nominator 'program' ini yg tidak terpilih, yg juga butuh kemakmuran!?
Apasih manfaat 'program' ini?
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat sekitar tempat yg terpilih melalui para turis yg berdatangan? Lalu bagaimana dengan masyarakat lain di negara tempat keajaiban dunia itu terpilih, yg juga butuh kemakmuran!?
- Menaikkan derajat (gengsi) bangsa/negara di mata dunia!? Cuih! Just let me fuck you and i will pay you!! *just quote* :)

Dampak "Vote Komodo" bagi masyarakat Indonesia
Sama seperti biasa, ada berita baru yg lama dilupakan.
Masyarakat repot sendiri memikirkan bagaimana agar Indonesia bisa menjadi pemilik salah satu The New Seven Wonders melalui Pulau Komodo.
Melalui SMS, vote yg dilakukan dikenakan tarif Rp. 1.000 per SMS. Walaupun saya tidak tahu pasti berapa tarif yg dikenakan untuk vote melalui telepon, bisa dipastikan jauh lebih mahal dari tarif telepon normal mengingat nomor telepon yg dituju adalah nomor telepon internasional.
Royal juga ya masyarakat negri ini. Tapi kenapa (menurut pengalaman dan pengamatan saya) jarang sekali orang yg mau berbagi sedikit rejeki mereka dengan pengamen-pengamen cilik di lampu-lampu merah, walaupun sekedar recehan?

Vote Komodo melalui SMS Gratis!!!
Waw berita yg membahagiakan untuk rakyat Indonesia!! Seperti yg dikatakan oleh Jusuf Kalla. Terhitung mulai tanggal 15 Oktober 2011 Vote Komodo via SMS adalah gratis, karena biaya akan ditanggung oleh pihak sponsor.
Sponsor yg tidak disebutkan namanya. Hmm dermawan sekali ya sponsor itu. Salutte!!
Tapi saya bertanya-tanya, sponsor tersebut milik swasta kah atau negeri? Begitu perhatiannya pihak sponsor terhadap ajang ini sampai mau menanggung-beban vote via SMS.

Miris, ada pihak yg begitu pedulinya terhadap Pulau Komodo for New 7 Wonders sampai menjadi sponsor, tapi sedikit 'sponsor' yg peduli anak-anak dengan gizi buruk di Indonesia, tuna wisma, anak yg ingin sekolah tapi tidak ada dana (kalau mau dapet beasiswa minimal harus pintar); dari banyaknya masyarakat Indonesia yg hidup mewah, korporasi di Indonesia yg meraup makin banyak laba tiap tahunnya.


Banyak yg menghubungkan terpilihnya Pulau Komodo sebagai salah satu Keajaiban Dunia Baru dengan peningkatan penghasilan dan kemakmuran masyarakat sekitar (NTT).
Benar sih, masyarakat luas pasti lebih memilih untuk berwisata ke tempat yg termasuk dalam salah satu dari 7 Keajaiban Dunia daripada tempat wisata biasa.
Tapi kenapa harus menunggu 'bantuan pihak asing' untuk kemakmuran bangsa sendiri?
Nunggu pemerintah turun tangan? Kelam!
Lebih mempromosikan (lebih tepat menurut saya mempublikasikan) Pulau Komodo ke teman-teman atau kenalan kita yg di luar negeri juga sudah membuktikan turut serta kita dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Pulau Komodo.
Wisata domestik ke Pulau Komodo juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Pulau Komodo dibandingkan shopping ke Singapura atau Malaysia.
Memberikan perhatian lebih secara finansial bagi Pulau Komodo beserta isinya, untuk kualitas Taman Nasional dan Wisata yg lebih baik, juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Pulau Komodo; daripada memaksakan Timnas sepakbola Indonesia masuk Piala Dunia.


Saya sinisme menurut anda?
Sebut saya terserah anda :)
Sebagai referensi saja:
Think twice isn't enough, think smart dx)
Baca Selengkapnya

Selasa, 04 Oktober 2011

HARGAI SESAMA MU - APPRECIATE THE MINORITY PEOPLE, PLEASE !!!!!!


kaum minoritas: GELANDANGAN, WARIA, perempuan malam yang seringkali kita sebut PELACUR, dan lain sebagainya, BUKANLAH SAMPAH yang harus dibersihkan, BUKANLAH PENYAKIT yang harus disembuhkan, BUKANLAH PENJAHAT yang harus ditangkap, dan juga BUKANLAH VIRUS yang harus di-steril-kan !!!!!
MEREKA seperti itu BUKAN DENGAN SENGAJA, tapi karena KEADAAN YANG MEMAKSA !!!!
seharusnya PEMERINTAH LEBIH TANGGAP memberantas BAJINGAN-BAJINGAN NEGARA yang menggerogoti negara ini dari dalam tubuh pemerintahan sendiri, bukan hanya 'memberantas' masalah sosial seperti kaum minoritas tsb yg tak akan pernah habis sejalan dengan politik ..
oleh karena itu, HARGAILAH SESAMAMU !!!!
MEREKA (KAUM MINORITAS), JUGA MANUSIA DAN WARGA NEGARA, SAMA SEPERTI ANDA !!!!!
Baca Selengkapnya

KEMANUSIAAN - MORALITAS YANG TERANCAM PUNAH

Waw, judul artikel yg tragis sekali..
Tapi memang begitu adanya :')
Ya, itulah yg saya rasakan mengenai kemanusiaan sekarang ini, di bumi ini pada umumnya (walaupun saya belum pernah ke luar negeri) dan Indonesia khususnya.
Generasi sekarang (umur belasan sampai 20an khususnya) minim sekali yang peduli dengan sesamanya. Bahkan saya yakin sekali, 75% dari mereka bahkan tidak tau dengan istilah Food Not Bombs, tidak tau siapa itu Tukijo (Kulon Progo), tidak peduli dengan anak kecil yg ngamen di lampu merah, memandang rendah waria & PSK, dan hal miris lainnya; mungkin lebih. Tapi hal ini juga tidak menutup kemungkinan bagi mereka yg sudah berumur 20an lebih.
Seperti seorang bapak sekuriti di kisah saya berikut ini.
Begini ceritanya (ga pake lolongan serigala ya :p):

Waktu itu (1 Oktober 2011 malam) malam minggu, 2 orang temanku datang berkunjung. Baiknya mereka membawa pesananku yg sedang penat sesudah bekerja; sekantong plastik ciu (Y) :D
Sekitar tengah malam, sewaktu kami sedang asik minum, tiba-tiba ada orang mengendarai motor terjatuh di jalan raya; saya kira tabarakan.
Lalu kami pun menghampiri orang tersebut. Ternyata benar kata temanku, dia jatuh sendiri. Orang tersebut (sebut saja si korban) tengkurap tak bergerak di atas motornya. Kami panik! Kami pikir dia meninggal.
Namun ternyata dia bergerak.. huft.
Kami lalu memindahkannya dari pinggir jalan ke teras ruko tempat kami minum tadi. Darah kental terus mengalir dari mulutnya. Giginya habis; rontok, dan sepertinya tersangkut di tenggorokannya! Ternyata si korban dalam keadaan mabuk.
Kemudian saya pun memanggil sekuriti yg posnya tidak begitu jauh dari tempat saya berada meminta bantuan. Benar membantu (?)
Dengan mulut penuh darah, dalam keadaan mabuk dan menahan sakit yg amat sangat (sepertinya dada si korban terbentur aspal / kemudi motor dengan keras), si korban menjawab pertanyaan2 kami seputar identitasnya. Ternyata si korban tinggal tidak begitu jauh dari sana.
Setelah itu sekuriti bertanya pada kami mengenai kronologis kejadian. Kami jawab apa adanya. Lalu, beliau mengatakan: "Aturan ga usah dibawa kemari..." What a stupid statement dari seorang 'aparat'; dari seorang manusia !!?
Kami pun berdebat dengan bapak ini mengenai perkataanya barusan. Saya berkata: "Trus nunggu orang lewat nolongin dia? Kalo ada yg mau. Atau biarin dia kelindes mobil mungkin!?" Teman saya menambahkan: "Kucing aja ditabrak langsung dikubur, ini orang dibiarin aja gitu!!?" Sekuriti hanya bisa diam.
Lalu pak sekuriti itu memanggil temannya dan sekaligus menelpon pospol meminta bantuan.
Sekuriti ke-2 kemudian pergi ke daerah tempat tinggal korban; berdasarkan info dari korban tadi, mencoba mencari kerabat korban.
Tidak lama kemudian datang lah seorang polisi, disusul sekuriti ke-2 bersama kerabat korban.
Lalu si korban pun dibawa kerabat-kerabatnya dengan mobil guna mendapatkan pertolongan pertama.
Sekuriti lain dan warga yg sebelumnya berkumpul pun mulai bubar.
Sebelum pergi, sekuriti yg berargumen sampah tadi mengajak kami berbincang sedikit, membahas argumennya tadi. Dia berusaha menjelaskan: "Waktu itu juga pernah ada yg tabrakan, kami pindahin ke ruko. Trus polisi dateng, nanyain identitas yg tabrakan, tapi karena ga ada.... bla bla bla"
Yaa, sekuriti itu mengeluarkan alasan-alasan yg ga masuk akal. Bukan berbicara bagi saya, bergumam labih tepatnya..

Hmm, kesimpulan saya:
  1. Si sekuriti enggan (malas) bertanggung-jawab terhadap pekerjaanya.
  2. Si sekuriti gugup (bahkan mungkin) takut berurusan dengan polisi.
  3. Si sekuriti minim nilai kemanusiaan.
  4. Jangan berkendaraan dalam keadaan mabuk.
Kalau memang keadaan memaksa kita harus berkendara dalam keadaan mabuk, persetan lah! Hidup ini penuh dengan pilihan, tergantung (inisiatif) kita saja :)
Sedikit saran, cuci muka dgn air dingin, konsumsi makanan/minuman yg rasanya asem/masam. Atau take a rest lah sampai merasa sedikit lebih sadar.
Think twice isn't enough, think smart :)

Kita (manusia), makhluk sosial. Kita tidak akan bisa hidup tanpa orang-lain.
Tenaga dan waktu (bahkan materi) kita layak kita buang untuk membantu sesama..
Kita tidak hidup sendiri.

Sebut saya sampah masyarakat. Sebut saya berandal. Sebut saya terserah anda.
Tapi, saya punya (sedikit) rasa kemanusiaan.
I'm proud to be me dxD
Baca Selengkapnya

FOOD NOT BOMBS must against Sevel etc !!!!!!


Miris.
Itulah yg terpikirkan oleh saya setiap kali saya melihat gambar di atas; begitu pula yg terpikirkan oleh saya terhadap jaman ini. Terhadap anak muda bangsa ini khususnya.
Bagaimana tidak, dengan bangganya mereka kongkow dan makan di cafe2 yg saat ini sedang merebak di negara ini. Tanpa peduli sementara banyak orang yg mati kelaparan di luar sana! Tanpa peduli banyak anak kekurangan gizi di negeri ini!! 
Memang hak mereka, uang mereka, apa urusan saya!?
Memang saya bukan anggota dari sebuah organisasi / otonomus Food Not Bombs (FNB).
Saya awam, tapi bukan bermaksud sok tahu berbicara tentang FNB. Saya hanya berbagi sedikit kegalauan saya :')

Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!
Karena ada cukup makanan untuk semua orang dimana-mana!
Karena kekurangan bahan makanan pokok bohong!
Karena disaat kita lapar atau kedinginan kita punya hak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara meminta, mengamen, atau menempati bangunan-bangunan kosong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai sumber nutrisi!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan bukan bom!


Di twitter, seringkali orang (kebanyakan remaja) yg dengan bangganya mengatakan kalau dia (dan teman-temannya) sedang di / baru dari 7eleven, mc'donalds, starbucks dll dalam tweet-nya. Bahkan tidak sedikit yang mengabadikan momen tersebut dengan berfoto-ria dan di share di berbagai jejaring sosial.
Gaul, gengsi, itu lah yg ada di benak mereka. Kenapa saya berani men-judge pikiran mereka seperti itu? Karena saya juga pernah (masih :p) muda!!
Di sisi lain, @InjusticeFacts dalam tweetnya: A $4 Starbucks cup of coffee can buy 1200 cups of drinking water for children with no access to sanitized water. :"(
Jujur, setiap kali makan saya usahakan untuk tidak menyisakan 1 butir pun nasi!! Hak anda percaya atau tidak :)
Dan dalam hati pun saya sedih; mungkin lebih tepat malu (terhadap diri saya sendiri), sewaktu saya membuang nasi kering akibat terlalu lama panas di dalam rice cooker. Rasa malu itu pun makin menguat semenjak saya membaca tweets @StarvingChild yg muncul di timeline saya :"((

Yang lebih membuat miris perasaan saya, beberapa orang yg saya kenal (walaupun mereka belum tentu mengenal saya) yg 'mengaku' mengusung FNB sendiri tidak jarang 'mampir' ke cafe / restoran. Kalau sekali 2 kali yowes lah, kalau hobi (!?).

Sedikit info yang saya ketahui tentang organisasi / otonomus FNB di Indonesia.
Bandung: Food Not Bombs Bandung bisa juga cek yang ini

Nb: Bila ada tambahan info, saya akan update artikel saya ini seputar info mengenai FNB movement di daerah-daerah Indonesia :)
Baca Selengkapnya